Rabu, 12 September 2018

Pesan Optimis di Tahun Baru Hijriyah

Pergantian tahun merupakan moment yg tepat untuk merefleksi diri. Selama setahun ini hal apa saja yg sudah  dilakukan, dan yg belum dilakukan. Rencana apa yg sudah tercapai dan belum tercapai. Tentunya hal yg baik akan tetap dipertahankan di tahun berikutnya. Sedangkan yg buruk perlahan harus segera ditinggalkan. Rencana yg telah tercapai akan dimatangkan, dan yg belum tercapai akan terus diusahakan. Begitulah seorang mukmin bersikap. Hendaknya hari ini lebih baik dr hari kemaren, dan tahun ini bisa lebih baik dari tahun sebelumnya. Karena jika hari ini sama dengan kemaren maka ia merupakan orang yg merugi. Dan jika hari ini lebih buruk dari kemaren maka ia merupakan orang yg celaka. Seorang mukmin juga tidak jatuh dua kali pada lubang yang sama.

Spirit ini juga lah yg melatar belakangi dianjurkannya pembacaan do'a akhir tahun dan awal tahun pada detik-detik pergantian tahun. Karena di dalam do'a terselip pesan seorang hamba yg dhoif (lemah) kepada Rabb (Tuhan)nya yg Maha Perkasa. Yang mengatur alam semesta. Ia meminta ampunan kepada-Nya apabila selama setahun ini belum bisa menjadi hamba-Nya yg taat, dan telah berani membangkang, bermaksiat kepada-Nya. Ia bertaubat, menyesali perbuatannya yg telah lalu. Kemudian untuk tahun berikutnya Ia meminta perlindungan kepada-Nya. Memohon bimbingan dan petunjuk-Nya agar bisa menjadi hamba yg baik, taat dan diridhoi-Nya.

Datangnya tahun baru hendaknya selalu menjadi harapan baru bagi seorang mukmin, sehingga yang dikedepankan adalah rasa optimis bukan pesimis. Segala kesulitan dan rintangan yg dihadapi selama setahun lalu tidak membuatnya menjadi terpuruk. Musibah, perang, gempa bumi, kekeringan, kelaparan, kesulitan hidup, rizki, jodoh, dll, yang ada pada tahun sebelumya, tidak membuatnya menjadi putus asa. Ia selalu berprasangka baik kepada Allah. Sehingga terus menemukan harapan baru, kebahagiaan baru, dan kegembiraan baru. Itulah pesan yg selalu digaungkan oleh para guru-guru kita, Masyayikh kita, diantaranya:

1. Bait syi'ir dari Sayid Salim bin Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz, putra Habib Umar bin Hafidz, dalam menyikapi datangnya tahun baru Hijriah:
من بعد عيش مرير # سمعت صوت البشير
يقول أبشر وبشر # بفضل رب قدير
وافرح وأرّخ سرورا # سنة نفع كثير
[السيد سالم بن عمر بن محمد بن سالم بن حفيظ]
Setelah kehidupan yg pahit, saya mendengar suara dari pembawa kabar gembira. Ia berkata "Bergembiralah, dan sampaikan kabar gembira, berkat karunia Tuhan yg Maha Kuasa. Berbahagialah, dan catatlah waktu bahagiamu, yakni 1440 H, merupakan tahun yg banyak kemanfaatannya". [Sayid Salim bin Umar bin Hafidz, Putra Habib Umar]

Tahun sebelumnya, Ayahanda beliau Habib Umar bin Hafidz juga membuat bait syi'ir ttg tahun baru Hijriah 1439 H :
إن قال من قال متى # نصر الإله يا فتى
فقل له تاريخ هذا ال # عام جاء مثبتا
في شطر بيت فاستمع # عام الفتوحات أتى
[الحبيب عمر بن محمد بن سالم بن حفيظ]
Apabila ada yg bertanya : "Wahai Pemuda, Kapan pertolongan Allah datang?" Maka jawablah : "Telah ditetapkan di tahun 1439 H ini. Sebagimana disebutkan dipenggalan bait terakhir maka dengarkanlah "Tahun kemenangan telah datang". [Habib Umar bin Hafidz]

Seperti itulah pancaran keimanan dari diri seorang mukmin. Optimis dan tidak putus asa. Penuh harapan dan kebahagiaan. Berhusnuddzon kepada Allah. Ridho (kerelaan) dengan ketetapan-Nya. Bersyukur apabila mendapatkan kenikmatan dan kebaikan. Bersabar apabila tertimpa musibah dan keburukan.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda,

عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ، فَكَانَ خَيْرًا لَهُ؛ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ، فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

“Sungguh menakjubkan urusan orang beriman (mukmin). Seluruh urusannya merupakan kebaikan, dan ini tidak dimiliki kecuali oleh orang beriman. Jika mendapatkan kenikmatan, dia bersyukur, dan itu baik baginya; jika tertimpa musibah, dia bersabar, dan itu baik baginya.” (HR. Muslim).

Beberapa tahun sebelumnya umat islam banyak dilanda perang. Di Syam, Syiria, dan termasuk Yaman tempat tinggal beliau. Pada tahun 1439 H perlahan keadaan membaik. Di Yaman keadaan sudah mulai kondusif. Banyak peziarah dan pelajar baru yg berdatangan. Perang di Syam, Syiria sudah berhenti. Keadaan sudah normal kondusif. Semoga tahun ini 1440 H keadaan terus membaik. Musibah yg melanda umat islam dan bumi pertiwi segera diangkat oleh Allah SWT. Amin....
كل عام وأنتم بخير