Jumat, 10 Agustus 2018

Hari Jum'at bersama Kitab "Ar-Ruh"

Allah swt berfirman dalam al-Qur'an:
ويسئلونك عن الروح قل الروح من أمر ربي وما أوتيتم من العلم إلا قليلا
"Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS al-Isra: 85).
Ilmu tentang hakikat ruh hanya milik Allah swt. Manusia hanya diberi pengetahuan sedikit tentang ruh. Kendati demikian bukan berarti kita cukup berpangku tangan tidak mau membaca dan belajar tentang ruh. Karena ruh merupakan hal yg gaib yg harus diimani.
Termasuk karya fenomenal Syekh Ibu Qoyyim al-Jauziyah adalah kitab "ar-Ruh". Dalam kitab ini beliau menjelaskan tentang ruh manusia baik dalam keadaan hidup ataupun mati, dan bagaimana keadaannya setelah kematian. Khusunya di alam barzakh (kubur). Kitab ini sangat baik untuk dibaca, karena akan menggugah keimanan seseorang. Dan karena setiap orang tentunya terdiri dari jasad dan ruh. Kita butuh pengetahuan tentang ruh sebagaimana kita butuh pengetahuan tentang jasad. Kita juga harus memperhatikan kesehatan rohani, sebagaimana kita memperhatikan kesehatan jasmani.
Khusus untuk hari jum'at ini saya tuliskan beberapa cuplikan dari kitab "ar-Ruh" yg berkaitan dengan hari jum'at.
Diriwayatkan bahwasannya seseorang bermimpi melihat Ashim al-Jahdary, setelah dua tahun beliau wafat. Ia bertanya kpd Ashim: "Bukankah engkau sudah meninggal?", "Iya", jawab Ashim. "Dimana engkau sekarang?". "Sungguh saya berada di taman surga, saya bersama beberapa sahabatku berkumpul menemui Bakar bin Abdullah al-Muzany, mendapatkan kabar tentang kalian yg masih hidup". Ia bertanya: "Kalian bertemu dalam bentuk jasad atau ruh?". "Jasad sudah punah, yg bertemu adalah arwah kita", jawab Ashim. "Apa kalian tahu ketika kami menziarahimu?". "Iya, kita tahu kalau malam jum'at dan hari jum'at secara keseluruhan, begitu juga hari sabtu sampai terbenamnya matahari". "Bagaimana dengan hari-hari lain?". Ashim menjawab: "Itu karena kedudukan dan keagungan hari Jum'at".
Diriwayatkan dari Usman bin Saudah at-Thofawy, ia mempunyai Ibu yg rajin beribadah. Sepeninggal Ibunya, ia menziarahinya setiap hari jum'at, berdo'a dan memohonkan ampun untuknya dan untuk ahli kubur secara umum. Suatu hari ia bermimpi bertemu Ibunya. Ia bertanya: "Wahai Ibu bagaimana keadaanmu?". "Wahai anakku sesungguhnya dalam kematian itu ada kesusahan yg amat dahsyat. Tapi alhamdulillah, saya baik-baik saja di alam barzakh ini. Aku tidur dikasur ar-Roihan nan wangi, dengan bantal sutra, sampai datangnya hari kebangkitan". "Apa engkau mempunyai hajat (keinginan) wahai Ibu?". "Iya, yaitu jangan kamu tinggalkan kebiasaanmu menziarahi dan mendo'akan kami. Sungguh pada hari jum'at aku bahagia dengan kedatanganmu, dan para Ahli kubur yg lainpun turut berbahagia".

Ibnul Qoyyim berkata bahwa mimpi walaupun tidak bisa dijadikan dalil, namun apabila banyak terjadi semuanya sepakat menunnjukkan hal yg sama, maka mimpi-mimpi org beriman tersebut bagaikan kesepakatan mereka ttg baiknya akan hal itu. Sbb apa yg dianggap mayoritas umat islam baik, maka disisi Allah dianggap baik. Dan sebaliknya, apa yg dianggap mayoritas org mukmin jelek maka disisi Allah juga dianggap jelek.
Dalam hadis shohih dijelaskan bahwa orang yg meninggal merasa senang dengan orang-orang yg mengantarkan janazahnya. Diriwayatkan juga dalam hadis lain bahwa tidaklah seseorang menziarahi kuburan saudaranya kecuali iya merasa senang dan juga membalas salamnya.

Pada hari jum'at ini jangan lupa mendo'akan saudara dan keluarga kita yg telah meninggal. Dan juga semua ahli kubur minal mukminin wal mukminat, wal muslimin wal muslimat, khususnya buat ahli kubur yang:
الذي لا زائر له ولا ذاكر
alladzi la zairo lahu wala dzakiro lah (yg tidak pernah diziarahi dan diingat).
Mungkin bisa jadi karena kerabat dan keluarganya sudah putus atau tidak ada. Atau mungkin karena mereka menganggap itu "Bid'ah", kasihan sekali. Kita do'a kan semuanya kita mohonkan ampun untuk semuanya.
Apabila berziarah atau melewati kuburan jangan lupa membaca salam untuk Ahli kubur:
سلام عليكم/ السلام عليكم أهل الديار من المؤمنين والمسلمين، وإنا إن شاء الله بكم لاحقون، يرحم الله المستقدمين منا ومنكم والمستأخرين، نسأل الله لنا ولكم العافية.
@Jum'at_Mubarokah
@Thr_Sdq
Yg mau download pdf nya silahkan buka link ini: Download

Jumat, 03 Agustus 2018

Fathul Mu'in, Kitab yang Harus Dikaji oleh Kyai dan Santri

Salah satu syarat menjadi Kyai adalah menguasai kitab Fathul Mu'in. Begitu juga santri, dia belum diakui kesantriannya apabila belum mengkaji kitab tersebut.

Kitab Fathul Mu'in adalah syarah kitab Qurrotul 'Ain fi Muhimmatiddin. Kedua kitab tersebut merupakan karya dari Syeikh Zainuddin Abdul Aziz Al Malibari, India. Berdasarkan penuturan Syeikh Zainuddin dalam khutbah kitabnya, beliau menyusun kitab ini semata-mata mengaharap ridla Allah demi kemanfaatan orang banyak. Dengan keinginan semoga kitab ini menjadi sebab beliau mendapatkan tempat kembali yang layak di akhirat kelak, yakni surga firdaus-Nya.

Selain itu, beliau juga menuturkan bahwasanya kitab ini merupakan kitab yang isinya kajian pilihan yang merujuk pada kitab pegangan buah karya ulama besar. Di antaranya adalah dari kitab karangan guru beliau yakni Ibnu Hajar Al-Haitamy, kitab karangan Wajihuddin Abdurohman Bin Ziyad Al-Zubaidi, Syaikhul Islam Zakariya Al-Anshory, Imam Ahmad Al-Mujzaddi Al-Zubaidi, Serta ulama lainnya yang merupakan Muhaqqiq Muta'akhir.

Adapun kajian dalam kitab Fathul Mu'in ini merupakan bahasan ilmu fiqih yang membahas berbagai permasalahan fiqih dalam madzhab Syafi'iyyah. Yang di dalamnya berisi bab serta fashal. Bahkan dilengkapi dengan sub-sub bahasan berupa tatimmah, qaidah muhimmah, far'u, muhimmah, faidah, serta khatimah. Di antara isi bab-nya adalah sebagai berikut:

Bab shalat, zakat, i'tikaf, puasa, haji dan umrah, adhiyah dan aqiqah, nadzar, jual beli, taflis, addlaman atau jaminan, as-shulhu, wakalah dan qirad, syirkah, syuf'ah, ijarah, al-Masaqoh, al-ariyah, hibah, waqaf, iqrar, wasiat, faraid, wadi'ah, luqotoh, nikah, walimah, menafkahi kerabat, jinayat, riddah, hudud, jihad, qadla, dakwa dan bayyinat, dan i'taq.

Silahkan klik download untuk mendapatkan kitab dalam bentuk pdf dll
#download kitab fathul mu'in
#download
#kitab
#fathul
#muin

Islam di Nusantara serasi dengan Manhaj Hadhramaut, Yaman

Menurut Ahli sejarah, Islam masuk ke sebagian wilayah Indonesia sejak zaman Khalifah Usman bin Affan r.a. namun penyebaran secara besar-besaran terjadi pada awal abad ke- 6 H. Yakni dimana setelah orang-orang Hadhramaut datang ke Indonesia. Sebelumnya mereka hijrah dari Hadhramaut ke India. Lalu dari India menyebar ke pulau-pulau di Indonesia.
Orang Hadhramaut yang mempunyai andil besar dalam menyebarkan Islam di Indonesia adalah keturunan dari Pamannya Muhammad bin Ali al-Faqih al-Muqoddam. Termasuk Wali songo (Sembilan wali) yang dikenal sebagai tokoh penyebaran Islam di Indonesia merupakan turunan dari Hahramaut. Tujuh atau delapan dari mereka merupakan keturunan dari Ahmad bin Isa al-Muhajir, dan dua diantaranya dari Kabilah Hadhramaut.
Hadhromiyun, atau orang Hadhramaut senantiasa memperlihatkan akhlak islam yang mulia dalam keseharian mereka. Baik dalam tutur kata, bertransaksi, berinteraksi dan lain sebagainya. Sehingga Penduduk setempat tertarik untuk memeluk agama islam. Jumlah pemeluk islam terus bertambah. Dan kerajaan-kerajaan islampun banyak berdiri.
Sampai saat ini, di Indonesia pengaruh manhaj, atau madrasah Hadhramaut masih terasa. Baik dalam adat istiadat masyarakat setempat, atau lembaga-lembaga pendidikan agama mereka (pondok pesantren). Apabila diprosentase mungkin sampai 90 %, metode atau manhaj yang dipakai, serasi dengan yang ada di Hadhramaut.

Disari dari kitab "Madrosah Hadhramaut wa Marji'iyyatul Wahyi wat Tanzil" karya : Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz
#حملة_اقرأ
#Gerakan_ayo_membaca
#Ayo_mengaji

Balaghoh al Qur'an, kata "As-Sukun" dalam ayat nikah

<< Balaghoh al Qur'an, kata "As-Sukun" dalam ayat nikah >>

Kemaren ada teman meminta bantuan untuk menterjemahkan beberapa lembar halaman kitab. Rupanya itu kitab tafsir, saya kurang tau itu tafsir apa. Katanya sih tafsir al-Manar. Well, awalnya kutolak karena beberapa hal, dan kesibukan. Akhirnya, aku mencoba menerimanya. Disela-sela pembahasan yg kuterjemahkan, ada yg menarik perhatianku. Yakni tentang penjelasan ayat nikah. Mungkin aku tersindir... wkwkwk

Dibeberapa ayat tentang pernikahan, kerap kali al-Qur'an memakai kata "as-sukun" dari Sakana Yaskunu Sukunan yg berarti diam, tenang, tentram ketenangan. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-A'raf ayat : 189
هُوَ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ إِلَيْهَا فَلَمَّا تَغَشَّاهَا حَمَلَتْ حَمْلاً خَفِيفًا فَمَرَّتْ بِهِ فَلَمَّا أَثْقَلَت دَّعَوَا اللّهَ رَبَّهُمَا لَئِنْ آتَيْتَنَا صَالِحاً لَّنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ ﴿١٨٩﴾
"Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami-isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur".

Begitu juga firman Allah yg sering kita dengar, surat Ar-Rum ayat : 21
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir".

Pada ayat pertama menggunakan redaksi لِيَسْكُنَ إِلَيْهَا, dan pada ayat kedua لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا. Pada terjemahan indonesia ada yg mengartikan senang, tenang, tentram, dll.

Pertanyaannya, kenapa memakai kata Sakana, Yaskunu Sukunan. Tidak menggunakan kata فرح misalnya, سعد , yang berarti senang, bahagia. Karena tentunya pernikahan itu menyenangkan dan membahagiakan?
Jawabannya:
عبر التنزيل عن ميل الزوج الجنسي إلى زوجه هنا وفي سورة الروم بالسكون، وذلك أن المرأ إذا بلغ سن الحياة الزوجية يجد في نفسه اضطرابا خاصا لا يسكن إلا إذا اقترن بزوج من جنسه واتحدا ذلك الاقتران والاتحاد الذي لا تكمل حياتهما الجنسية إلا به.
Secara umum penjelasannya begini "Hasrat seseorang kpd pasangannya dita'birkan oleh al-Qur'an dengan lafadz Sakana, Yaskunu, Sukunan (ketenangan). Itu menunjukkan bahwa jika seseorang sudah sampai pada masa umurnya menikah, Ia akan merasakan kegelisahan didalam dirinya. Ia tidak akan merasa tenang kecuali setelah bersanding dengan pasangannya". Kalau masih single ya dengan menikah. Bagi yg sudah menikah ya dengan menemui pasangannya.

Nb: Di ayat kedua, Ar-Rum : 21, Al-Qur'an memakai redaksi خلق ketika menjelaskan bahwa Allah telah menciptakan pasangan untukmu. Sedangkan dibeberapa kata setelahnya, pada ayat yg sama memakai kata جعل ketika menjelaskan bahwa Allah menjadikan diantara kamu "mawaddah wa rohmah" rasa kasih dan sayang. Sebenarnya kedua kata diatas mempunyai arti kata yg mirip. Pertama bermakna menciptakan, yg kedua bermakna menjadikan. Toh semuanya dinisbatkan ke Allah. Yg menciptakan Allah yg menjadikan juga Allah. Ternyata ada rahasia dibalik semua itu. Yakni Allah menggunakan redaksi خلق (menciptakan) karena pasangan, jodoh itu adalah jaminan dari Allah. Dan Allah yg menentukan. Sedangkan redaksi جعل (menjadikan) memang Allah yg menjadikan rasa kasih dan sayang diantara kedua pasangan tersebut. Namun sengaja Allah menggunakan redaksi yg berbeda supaya kita tahu bahwa kebahagiaan, cinta, kasih dan sayang didalam keluarga adalah kita yg membinanya. Dan kita yg mengusahakannya.

So, buat para jomblo segeralah menikah. Apalagi yg sudah masanya. Cepat-cepatlah, tapi inget jangan buru-buru.

#حملة_اقرأ
#gerakan_ayo_membaca
#ayo_mengaji